Sebaiknya anak yang baru mulai belajar membaca tidak menggunakan media buku konvensional sebagai media belajarnya. Memang ada alasannya? Sedangkan biasanya proses belajar membaca dari dulu juga menggunakan media buku biasa. Dan buktinyapun kita juga bisa.
Ada beberapa alasan yang harus kita ketahui, mengapa anak yang baru tahap belajar membaca tidak disarankan menggunakan media buku konvensional.
Perlu kita ketahui bersama bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Kemampuan yang ada pada dirinya pastinya berbeda-beda. Ada anak yang bisa dan mampu belajar membaca dengan menggunakan media buku, namun apakah kemampuan tersebut juga dimiliki oleh anak kita ataupun anak-anak yang lain?
Yakinkah kita bahwa semua anak termasuk anak kita bisa memggunakan media belajar buku sebagai media belajar membaca pada tahap awal? Hal yang perlu kita khawatirkan adalah manakala anak mau belajar membaca namun anak merasa tertekan atau tidak menikmati proses belajar membacanya. Anak sebenarnya tidak menyukai hal tersebut, mungkin karena anak merasa takut kepada gurunya sehingga mau tidak mau anak harus belajar membaca. Hal seperti inilah yang harus diperhatikan dan diwaspadai, karena rasa takut, rasa tertekan, rasa tidak suka kalau dibiarkan saja akan bisa mempengaruhi perkembangan anak dikemudian hari. Bahkan hal tersebut bisa juga mempengaruhi proses belajar di masa depannya.
Untuk anak yang baru memasuki tahap pemula belajar membaca tidak disarankan langsung menggunakan media buku konvensional sebagai media belajarnya. Biasanya dalam buku konvensional dalam satu halaman saja terlalu banyak varian huruf dan varian bentuk. Karena terlalu banyak varian ini yang menyebabkan anak susah untuk konsentrasi dan menghafal huruf ataupun suku kata. Efeknya adalah anak akan susah mengerti dan anak akan merasa terbebani yang bisa mengakibatkan anak akan kurang semangat untuk belajar. Indikasinya bisa kita lihat ketika anak merasa enggan dan banyak mencari alasan ketika disuruh belajar. Jika hal ini dibiarkan dan tidak menjadi perhatian yang serius maka akan bisa meningkatkan stress anak dan memicu masalah baru yaitu yang kita kenal dengan istilah Mental Hectic.
Anak yang mengalami tekanan mental atau stress dalam belajarnya bisa terkena Mental Hectic
Dunia anak-anak adalah dunia yang penuh warna-warni dan harus dibuat menarik. Media buku konvensional tentunya media yang kurang menarik dan cenderung monoton. Hal ini sangat bertolak belakang dengan dunia mereka, yang seharusnya penuh dengan keceriaan dan bermain.
Alangkah baiknya proses belajar membaca itu bertahap sesuai urutan polanya, jika tahapannya dimulai suku kata dengan pola akhiran "a" maka gunakan akhiran yang sama agar materinya lebih sederhana dan mudah sehingga anak bisa memahami dan mengerti dengan baik, misal "ba ca ma ja la" (suku kata akhiran a tidak dicampur dengan akhiran lain). Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan buku konvensional yang cenderung mencampur adukkan dan tidak konsisten. Misalnya adalah "BA CA BU KU TU LIS". Hal ini akan susah untuk dipahami dan dimengerti anak.
Perlu kita ketahui bahwa huruf merupakan sesuatu hal yang sifatnya abstrak. Oleh karena itu pengenalannyapun kepada anak juga memerlukan teknik khusus. Nah hal ini bisa kita dapatkan pada media belajar membaca Abaca Flashcard. Mengapa harus menggunakan media Abaca Flashcard sebagai media belajar membaca anak? Berikut beberapa alasannya
- Kartu Abaca Flashcard sangat sistematis terhadap tingkat kesulitan materi huruf di setiap kartunya. Setiap suku kata sudah dilakukan observasi terlebih dahulu dan dimulai dari yang mudah hingga ke materi huruf yang sulit, sehingga anak akan lebih mudah untuk memahaminya dan anak tidak akan terbebani sebagaimana media buku konvensional.
- Setiap satu sisi kartu Abaca hanya terdapat satu simbol atau huruf yang variabelnya berubah, misalnya adalah B, C dan seterusnya serta satu huruf lagi variabel hurufnya tidak berubah atau tetap. Hal ini menerapkan pola yang konsisten, misalnya BA, CA, DA, hingga yang terakhir yaitu ZA. Efek positifnya adalah anak akan mudah untuk menghafal dan memahaminya.
- Kartu Abaca disinergikan dengan metode permainan yang sangat seru dan berkesesuaian dengan dunia anak. Permainan atau game pada Abaca sudah disesuaikan dengan kemampuan anak sehingga tidak menyulitkan anak dan akan membuat anak tetap enjoy menikmati permainan. Hal ini akan membuat proses belajar membaca menjadi lebih menyenangkan untuk anak.
Itulah beberapa alasan penting, mengapa anak pada tahap pemula tidak dianjurkan menggunakan media buku sebagai bahan belajarnya. Setelah anak dirasa mampu maka menggunakan buku konvensional boleh dilakukan. Perlu kita ketahui bahwa Abaca Flashcard tidak sama dengan flashcard-flashcard yang ada di pasaran. Pastikan Anda mendapatkan Kartu Abaca di Marketer atau Agen resmi Abaca flashcard.
Tag :
Artikel
1 Komentar untuk "Anak Belajar Membaca Jangan Menggunakan Buku, Inilah Alasannya!"
Terima kasih artikelnya bagus. Pakai Abaca ya.. oke